Apa
yang aku dapatkan saat ini tidak terlepas dari peran orang tua. Entah apa itu
namanya, banyak orang bilang itu istilahnya privillige. Oke, kemudian apakah
aku seperti ini karena privillige orang tuaku? Yes, tentu saja. Aku tidak akan
bisa kuliah S2 dan menjadi dosen saat ini jika waktu itu orang tuaku tidak
memiliki cukup uang untuk membiayai ku kuliah. Kegagalanku mendapatkan beasiswa
tidak menurunkan semangat dan kepercayaan dari orang tua bahwa aku mampu
melanjutkan studi. Jika aku tidak mendapat privillige tersebut, mungkin selepas
sarjana aku lebih memilih mencari pekerjaan dibandingkan mencari beasiswa lalu
lanjut studi.
Privillige
yang dapatkan tidak senantiasa membuatku lupa diri. Sejak kuliah S2 aku
berusaha tidak membebani orangtua dengan biaya dan gaya hidupku. Walaupun uang
mingguan yang diberikan mepet, akan aku gunakan sebaik mungkin. Aku pun mencari
uang tambahan dengan menjadi guru privat, ikut proyek kampus, onlineshop dan
membuka jasa analisis lab. Uang yang aku dapat dari pekerjaan freelance
tersebut aku gunakan untuk membeli pakaian, buku, sepatu, tas, kado untuk
pacar, hangout, dan lain lain.
Sampai
di umurku yang ke 27 tahun ini pun terasa perasaan aku masih memiliki
privillige dari orangtua. Aku selalu bersyukur apapun itu privillige yang aku
dapatkan dan aku sudah menggunakan privillige tersebut ke hal yang baik.
Jadi,
privillige apa yang dapat aku berikan untuk anak-anakku kelak?
Semoga
lebih baik. Hehehee J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar