Jumat, 04 Agustus 2017

Apa salahnya menjadi muka dua tiga empat atau lebih?


Muka dua diidentikkan dengan sesorang yang berpura-pura baik di depan si A namun akan membicarakan kejelekkan si A dibelakang. Orang bermuka dua ini konon banyak ada di kalangan-kalangan remaja penuh drama entah drama persahabatan maupun percintaan tentunya. Mereka akan mati-matian mengatai-ngatai temannya yang ternyata berkhianat karena entah alasan apa dengan julukan si muka dua. Di depan baik tetapi dibelakang buruk.

Tapi entah mengapa menurut saya, pengertian dan pemahaman “muka dua” tidak sesempit itu. Setiap orang memiliki sifat dan watak yang berbeda-beda tergantung dari diri sendiri maupun lingkungan yang membentuknya. Kepribadian orang yang berbeda-beda inilah yang selanjutnya, memiliki perlakuan yang berbeda-beda pula. Mempunyai muka dua disini dapat diartikan bahwa kita mampu beradaptasi dengan kepribadian orang lain. Mungkin di depan si A kita harus sopan karena ia adalah orang yang kita segani, perkatan dan perilaku kita harus santun, namun apabila kita bertemu si B, kita harus sabar karena si B adalah orang yang temperamen, lain halnya ketika bertemu si C, di depan si C hendaknya bersikap bijaksana dan dewasa karena si C adalah orang yang masih kekanak-kanakan. Apabila kita dapat beradaptasi dan mampu memposisikan diri kita sebagai seseorang yang menyenangkan dimata orang lain, kenapa tidak kita memiliki muka dua tiga empat atau lebih?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar