Kamis, 20 November 2014

Flowers

It must be joyful to see many flowers grow up beautifully and actually it’s mine, so i can share the happiness of coloured flowers to all the people in the world. I wish someday.
The top one is my marigold flowers for my research and the other one is my favorite flower, chrysanthemum. It’s have many beautiful colours.

 (pict: personal documentation)
(pict:http://www.teropongbisnis.com/teropong-usaha/wirausaha/bunga-krisan-pembawa-prospek-menjanjikan/)

ABAIKAN

“Ketombe”
Ketombe itu kayak kenangan mantan, udah keramas dateng lagi-dateng lagi. Udah move on pake shampoo macem-macem tetep aja dateng itu ketombe. Ya udah gatel dan digaruk terus deh. Digaruk harapannya udah nggak gatel, eh malah makin muncul banyak ketombe kecil-kecilnya. Ibaratnya makin banyak kenangan-kenangan kecil yang bersliweran. Sabar yaa, suatu saat dapet shampoo yang cocok kok. hahaa....

 (pict:http://hipish.free.fr/graphics/friendship/smile/?p=6)

“Abaikan”
A: “eh liat itu cewek cowok yang itu, kayaknya lagi berantem deh”
B: “mana sih, pake baju item itu yaa”
C: “mana sih, apa?apa?”
D: “yang mana, pake baju item apa merah?”
A: “heee, itu lhoh pake baju merah”
C: “oh iya, kenapa?kenapa?”
D: “eh itu ceweknya nangis apa ya”
B: “eh ya ampun iya, nangis coba”
C: “eh iya, aku lihat aku lihat”
A: “makanya itu, tadi tuh embaknya lihat-lihat hape masnya, berantem terus nangis deh itu kayaknya”
C: “ya ampun kasian mbaknya”
D: “masnya selingkuh kali”
B: “masnya nggak keren-keren amat gitu padahal, huuuuuu”

Ini adalah obrolan para wanita yang menanti pesanan makanan yang tak kunjung datang. *abaikan


Belajar itu sederhana


“ah mau belajar saja mahal”. “saya kan tidak punya uang buat beli buku, gimana mau belajar”. “nggak ada koneksi internet nih, nggak bisa belajar”. “susah, ngapain belajar”. “ngantuk kalo baca buku, nggak usah belajar lah”. dan masih banyak kalimat-kalimat lain yang terlihat bahwa belajar berada di suatu titik besar yang harus kita berada disana. Padahal, ada beberapa titik-titik kecil sebagai jalan menuju titik besar tersebut. Belajarlah banyak hal, tidak perlu melalui buku ataupun internet. Belajarlah memahami dirimu sendiri. Bagaimana? Kenalilah dirimu, kekuranganmu, kelebihan dan potensimu. Bagaimana menutupi kekurangan, mengasah kelebihan dan menggali potensi? Sederhanannya, mulailah belajar dari lingkungan sekitarmu. Banyak hal yang ternyata telah kamu lewatkan. Ketika keluar kamar kos, di kampus, di pasar, di tempat kursus, di tempat makan, bahkan di wc umum sekalipun. Mulailah memperhatikan, bukan hanya melihat. Memperhatikan itu belajar untuk memahami apa yang terjadi kemudian timbul rasa ingin tahu dan ingin mengerti banyak hal. Termasuk ketika bertemu dengan orang lain. Orang lain merupakan objek pembelajaran. Setiap orang akan bisa jadi pembelajaran bagi kita jika kita mampu memahaminya. Wawasan boleh sampai mana-mana, tetapi memperhatikan orang dan lingkungan sekitar perlu ya. Belajar sesuatu itu sederhana bukan J

(pict:http://komunikasi-indonesia.org/2010/12/membangun-hubungan-dengan-komunikasi-dua-arah/)

Jumat, 28 Maret 2014

Pulanglah”


Senja datang
Sejak tadi matahari telah bersiap tenggelam
Namun ini terasa lama
Ya Tuhan....ada apa dengan matahariMu yang tak segera tenggelam
denyut jantung pun seakan memiliki jeda kala berdetak
genggaman tangan yang erat, kaki yang tak henti diam
kenyataan seperti apa ini Tuhan
segalanya memang akan berpulang kepadaMu
tapi bukan untuk ini kan Tuhan?
Bibir tak henti meracau seiring genggaman tangan yang semakin kuat
Doa mengalir di setiap mulut yang terucap
Dan pada akhirnya,

Aku ikhlas ya Tuhan....pulanglah

Kami bukan buruh, kami mahasiswa KL !


            Mungkin kata-kata itulah yang saat ini ada di pikiranku. Sebuah kalimat yang memiliki makna sangat jelas. Kerja lapangan (KL) merupakan kegiatan akademis dari sebuah lembaga pendidikan sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil. Pelaksanaan KL lebih mengarah pada kegiatan mahasiswa dimana, ia menerapkan ilmu melalui teori yang diperolehnya di bangku kuliah ke lapangan sesungguhnya. Untuk seorang mahasiswa agronomi misalnya, tentunya pengaplikasian teori ke lapangan sangat penting mengingat, bidang agronomi lebih banyak mengarah kerja di lapangan.  Mungkin teknisnya adalah, untuk seorang mahasiswa agronomi, ia mengikuti kegiatan budidaya di tempat dimana ia KL, lalu melihat apakah sesuai dengan teori yang diperolehnya atau tidak. Melalui kegiatan praktek inilah, mahasiswa akan dapat membandingkan antara teori dan keadaan di lapangan langsung.

Posisi mahasiswa disini adalah sesorang yang belajar dengan melihat keadaan lapangan langsung melalui terjun langsung ke lapangan. Posisi ini jelas berbeda dengan posisi seorang buruh atau pekerja kebun. Seorang buruh kebun bekerja dengan perintah mandor atau kepala kebun yang biasanya sekaligus menjadi pembimbing lapangan mahasiswa KL. Seorang mahasiswa yang mengikuti kegiatan di lapangan, dalam hal ini mereka bukan buruh tapi seorang yang belajar. Sehingga apabila disamakan dengan seorang buruh kebun, menurut saya hal ini tidak benar. Terlebih seorang pembimbing yang menyuruh mahasiswa bekerja penuh layaknya buruh kebun. Hal ini bukan kemudian merendahkan pekerjaan seorang buruh kebun. Melalui teman-teman buruh kebun inilah justru mahasiswa dapat banyak belajar. Hanya saja, kurang setuju saja apabila mahasiswa diperlakukan atau dituntut bekerja seperti pekerja buruh kebun.

SURO TUA ITU

Sejenak, mata sayu itu tak melepas pandangannya selama 1 menit dari seorang anak dengan baju lusuh serta sandal jepit yang hampir putus. Kemudian teringat ia dengan Zaky,cucu laki-lakinya yang sudah meninggal dua tahun yang lalu. Diberikanya nasi bungkus yang ia beli tadi. “te..te..terima kasih nenek” kata anak malang tersebut seraya pergi. Mungkin ia malu atau tak sabar membaginya dengan anak-anak malang lain yang tengah kelaparan sepertinya. Dengan senyuman bahagia yang terlihat dari muka tuanya, mbah Jiah kembali, ditemani dengan tongkat yang juga tua miliknya.
            Waktu menunjuk pukul 15.00 saat itu ia sudah pergi mencari seseorang yang mungkin masih mau untuk adzan di suro dekat rumahnya. Diketok lah rumah Fani, pemuda yang biasanya adzan jika ia tak sibuk. Fani sudah semakin sibuk dengan pekerjaanya sekarang, ya mbah jiah memakluminya jika ia belum pulang sore itu. Memang, menjelang waktu untuk sholat ia selalu mencari lelaki yang dengan ikhlas mau untuk adzan. Kadang mereka datang sendiri, tetapi kadang mbah jiah yang mencarinya. Suro itu kini sepi, entah karena apa. Kadang ada beberapa tiga atau empat orang yang masih mau shalat berjamaah di suro. Walaupun begitu, mbah jiah yakin ada banyak malaikat di dalam suro itu selama ia masih beribadah dan berdzikir disana.  Lalu, dengan langkah berat ia terus berjalan, sampai di suatu persimpangan jalan, mbah Jiah bertemu dengan bapak paruh baya asing yang tak pernah ia lihat, bukan warga sini sepertinya. “mbah...mbah, masjid terdekat disini dimana ya?” tanya nya. “alhamdulillah, ayo ikut saya” mbah Jiah berkata pada orang itu. Dengan perasaan bingung bapak tersebut yang baru saja diketahui bernama Sarjo mengikuti saja mbah Jiah sampai ia sampai di depan suro  dengan halaman yang bersih. Ya, mbah jiah memang selalu menyapu halaman suro ini tiap pagi hari sebelum ia pergi ke sungai. “kok sepi mbah?”. “iya, maka dari itu lekaslah adzan”  perintahnya. Adzan selesai berkumandang, beberapa saat kemudian  dua orang perempuan dan satu orang laki-laki telah menempati shaf nya. “ Cuma segini mbah?”. “iya,sudah segeralah komat dan sholat” mbah jiah menjawab.
            Selesai shalat dan berdoa tentunya, pintu suro yang berdecit ditutup oleh mbah Jiah dengan sedikit usaha, mungkin karena ia sudah tua, tak seperti 26 tahun yang lalu saat ia masih kuat untuk mengelilingi ka’bah bersama ribuan orang lain serta mencium hajar aswad ditengah kerumunan orang dari berbagai negara. Mbah Jiah memang pernah pergi haji. Waktu itu tak akan ada yang mengira mbah Jiah yang dulu hanya seorang pekerja kasar di pasar setelah ditinggal mati suaminya bisa pergi haji. Anak satu-satunya mbah jiah memang ingin sekali bisa menaikkan haji ibunya. Ia mencoba berbagi cara sampai banyak acara kuis yang ia ikuti. Sampai akhirnya ia coba mengirimkan bungkus produk susu seperti iklan di tivi. Tak disangka-sangka bagi tersambar petir, ia menang juara satu dengan hadiah pergi haji gratis. Hadiah ini ia berikan untuk mbah Jiah. Sontak, bak api yang menyambar, berita tersebut menyebar hingga seluruh desa bahkan sampai desa-desa sebelah. Senang bukan kepalang ia dapatkan hadiah itu, ya tentunya sebelum ia tahu anak dan menantunya akan mengalami kecelakaan tragis sesaat ia pulang haji. Dalam kecelakaan itu hanyaZaky yang selamat, saat itu ia berumur 2 tahun. Sudah tak dapat dibayangkan lagi perasaan mbah Jiah ditinggal anak dan menantunya yang sudah bisa menaikkan nya haji. Cobaan belum usai untuk mbah Jiah, dua tahun lalu Zaky meninggal dunia karena demam berdarah, penyakit itu telah merenggut nyawa satu-satunya cucu mbah Jiah. Kini ia tinggal sendiri dengan rumah tua yang berada di samping suro. Dengan tubuh rentanya, ia hanya mengandalkan pensiunan suaminya sebagai pejuang veteran yang tentunya tak seberapa, hanya cukup untuk makan sehari-hari saja, kadang ia sisakan sedikit untuk bersedekah.
            “mbah, saya pulang dulu ya. Sebenarnya saya kesini untuk mencari teman tapi orangnya tidak ada” ujar pak Sarjo sambil memakai sepatu hitam yang tampak agak lusuh. “ya, pulanglah nak. Hati-hati” pesan mbah jiah. “wasalamualaikum”. “walaikumsallam”. Mbah jiah kembali kerumahnya, diambilnya beberapa pakaian kotor lekas ia pergi ke kali sekitar 50 meter dari rumahnya. Jalan kali yang dilalui sangat terjal serta menanjak apalagi sore itu jalanya sangat licin. Licin mungkin karena saking banyaknya orang yang datang sejak pagi tadi. Ya, besok sudah memasuki bulan ramadhan sehingga ramai untuk “padusan” yakni tradisi masyarakat yang mempunyai tujuan membersihkan diri untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Tapi, lain dengan mbah jiah, ia mencuci beberapa pakaiannya yang kotor. Selesai mencuci ia tak langsung pulang, dengan sisa-sisa tenaga karena telah menempuh jalan yang tak mudah bagi orang seusianya. Segera ia ambil sampah-sampah plastik yang akan dijualnya, mungkin hanya laku 1000 atau 2000 rupiah saja.
            Ramadhan telah datang, sudah beberapa kali mbah jiah melewati ramadhan tanpa sanak saudara. Hanya suro kecil yang menemaninya serta saksi bisunya dalam menjalani cobaan demi cobaan yang telah ia lalui. Namun, ia tahu betul Tuhan tidak buta. Akan ada balasan yang setimpal untuk setiap pengorbanan hidupnya.


                                                            -SELESAI-

Doing the small thing you can

Bisa kan,
11.  Matiin listrik kalo mau pergi
22. Lepas charger hape, laptop dari stop contact kalo udah gak dipake
33. Sikat gigi sebelum tidur malam
44. Cuci tangan sebelum dan setelah makan
55. Cuci kaki sebelum tidur
66. Matiin lampu sebelum kamu tidur\
77. Matiin puntung rokok setelah pakai
88. Buang sampah di tempatnya
99. Nggak nge rokok di tempat umum
  10. Buang ke tempat sampah jepitan streplesnya
111 Matiin laptop sebelum kamu tidur
112 Matiin ac kalo gak perlu
113 Gak nerobos lampu merah
  14 Mendahulukan pesepeda dan pejalan kaki

And  and there are many small thing you can do. Right now, and for the future :)

Absurd Dialogue

Looking for loosing heart
A : Hey…you there?
N : Yes...why? what are you doing here?
A : i’m looking for my loosing heart.
N : Oh yea? Ehm…is it yours?
A : No. you..yes, you. you are mine

Trust me, it works
X : Hey….you are late.
Y : I’m sorry sir, actually this is not my mistake
X : so, who mistake?
Y : this fucking brain. It’s working at 8 am, while the class is start at 7am

X : ##*0#*/o

Berbeda ?

kepribadian orang memang berbeda-beda. cara menanggapi kepribadian orang juga berbeda-beda. "kenapa sih bisa ada orang seperti dia ?" pertanyaan yang konyol. coba dipikir-pikir apa jadinya apabila semua orang di dunia, memiliki kepribadian yang sama. aneh bukan ? mungkin untuk itu Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai macam kepribadian. oleh karena itu, hidup bisa menjadi berwarna karena ada berbagai macam kepribadian manusia di dunia. oleh karena itu juga kamu ada dengan kepribadian yang berbeda.
mungkin saya sendiri belum sepenuhnya menghargai perbedaan orang lain, untuk saat ini pun saya masih belajar untuk menerima perbedaan itu. jadi sebenarnya tidak ada yang salah dengan perbedaan. Dari perbedaan orang lain pun kita juga bisa belajar :)

Trafiic Jam II

picture : http://economix.blogs.nytimes.com/

Tidak ada salahnya membunyikan klakson di jalan. Tapi apa iya, harus membunyikan klakson dengan sebegitu kerasnya. Klakson sebagai properti dalam suatu kendaraan diciptakan sebagai tanda atau sinyal kepada pengguna jalan lain agar waspada. Namun, apakah pengggunaan klakson ini sudah tepat atau berlebihan ? contoh penggunaan klakson yang berlebihan adalah pada saat berada di lampu merah. Traffic light yang belum menunjukkan warna hijau atau tanda berjalan kurang 2 detik saja klakson dari antrian lampu merah di belakang sudah saling bersahun-sahutan berbunyi. Setiap orang juga tahu kalo hijau artinya berjalan, kuning siap-siap dan merah berhenti. Memang artinya mengingatkan tapi apa iya harus sedemikian berlebihannya bahkan sampai teriak-teriak. Bukankah sejak sekolah sudah diajarkan untuk antri, kalau sudah jatahnya ya dapet tapi, kalau belum ya antri dan pasti dapet kok. Contoh pengunaan klakson berlebihan yang lain dan umum dilakukan adalah klakson pada saat jalanan macet. Seperti yang saya liat di jalan setiap hari. Ya, walaupun macet Jogja belum ada apa-apanya dibanding Jakarta ( kata temen dari Jakarta). Saya heran dengan orang yang membunyikan klakson terlebih yang berlebihan dalam keadaan macet. Apa iya, apabila dia membunyikan klakson, jalanan akan jadi sepi. Mau membunyikan klakson seperti apa kalau macet ya tetap saja macet. Justru, membunyikan klakson pada keadaan genting seperti ini membuat suasana semakin keruh. Entah naluri alamiah atau apa tapi tetap saja ada pengguna kendaraan yang tak mau kalah dalam hal membunyikan klaskon.

            Saran dari tulisan saya kali ini adalah hendaknya mengurangi penggunaan klakson yang berlebihan. Bukankah, penggunaan klakson akan mengurangi air accu. Sehingga,  penggunaan klakson yang tidak berlebihan dapat menghemat air accu juga bukan. Bukan sok tau atau apa namanya, tapi inilah yang saya liat di lapangan

Traffic Jam I

picture : http://economix.blogs.nytimes.com/

Gak akan ada ujungnya kalo cerita masalah kendaraan di jalan terlebih di traffic light. Setiap orang ingin mendapat kesempatan lampu hijau, entah bagaimanapun caranya. Mereka yang  nyerobot-nyerobot di depan sendiri sampai ngelanggar garis marka dan ujung-ujungnya ya melanggar lampu merah itu sendiri. Bukankah lampu merah diciptakan untuk kelancaran lalu lintas. Lalu lintas yang lancar juga milik bersama bukan. Sehingga dalam hal ini, dapat saya katakan bahwa orang yang melanggar lampu merah adalah orang yang egois, ingin menang sendiri dalam hal kenyamanan lalu lintas bersama. Saya juga mengatakan bahwa orang yang melanggar lampu merah ini adalah orang yang korupsi. Ya, korupsi...korupsi dalam hal waktu. Beberapa detik saja yang bukan haknya, ia terobos demi  tidak ikut berhenti di lampu merah. Sebenarnya sudah banyak kejadian-kejadian akibat kesalahan lampu merah, entah belum merasakan sendiri atau bagaimana yang jelas masih banyak saja pengguna jalan yang menyerobot lampu merah. Bukan masalah ada atau tidaknya polisi yang berjaga tapi inti masalahnya adalah kesadaran pengguna jalan itu sendiri.

Kesadaran bahwa jalan yang dipakai adalah kepentingan bersama dan dalam pelaksanaannya juga harus memperhatikan pengguna jalan lain. Apabila semua pengguna jalan sadar akan hak dan kewajibannya di jalan, kenyamanan dalam berkendara juga akan tercipta kok. Ya, tentunya juga harus memperhatikan fasilitas jalan yang ada.

sesosok makhluk Tuhan bernama "wanita"

Wanita tak semudah itu kau remehkan. Jika kau anggap wanita adalah makhluk Tuhan yang cengeng dan merepotkan atau kau anggap wanita sebagai pelampiasan nafsumu saja...kau salah, kau pikir dari mana kau bermula hidup selama 9 bulan kalau bukan dari rahim seorang wanita. Masih kau anggap wanita itu cengeng. Mungkin kadang wanita merepotkan atau menyebalkan tapi, apa yang kau rasakan saat makhluk ini ada disaat kamu sedih atau ada saat dimana kamu sangat membutuhkan seseorang disampingmu? Bahagia bukan? Kamu merasa masih ada orang yang mnentramkan hati mu walau kala itu kau pun pernah menusuknya dengan duri tajam mu. Dalam hal buaian-buaian atau rayuan mu itu, wanita memang lemah. Pada dasarnya wanita itu senang dipuji akan keindahanya tergantung proporsinya saja. Saat wanita tengah lengah dengan rayuan-rayuan gombalmu itu, apa yang kau rasakan? kau merasa memiliki sepenuhnya wanita mu itu? Lalu apa akan kau lakukan ? kau akan terus menjaganya? atau justru akan menghempaskanya di tengah-tengah duri tajam yang siap merobek jantungnya? Itu memang pilihanmu tapi, ketahuilah bahwa jantung yang telah terobek melalui duri-duri itu akan berubah menjadi kembang elok yang kapan saja mampu menarikmu ke dalam lubang hitam yang tak tau kemana kau akan dibawa. Kau pikir kau hebat dengan otot besar mu atau dengan jenggot mu itu? Jangan salah wanita juga bisa melemahkan otot-otot mu itu hingga kau menyadari bahwa wanita tak selemah yang kau pikirkan. Bangga kau saat berkelahi atau saat menunggang motor gedhe mu dengan gagahnya dan dengan pikiran akan ada banyak wanita yang melirikmu dan dengan sombongnya akan kau acuhkan mereka? Kalau begitu pasti kau tak akan pernah merasakan bagaimana saat seorang wanita berjuang menghadirkan kamu di dunia, maut di depan matanya bisa saja merenggut nyawanya kapan saja. Kalaupun ia harus memilih pasti ia akan memilih mu untuk hidup. Saat itu apa yang mereka rasakan? Bangga kah? Atau merasa hebat sendiri? Tidak, yang mereka rasakan adalah bagaimana caranya agar kau tetap hidup hingga kau bisa merasakan kehidupan yang lebih baik darinya.
            Wanita membutuhkan mu, kau juga membutuhkan wanita. Hidup memang begini kalau tidak salah ya benar kalau tidak pria ya wanita. Beginilah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuk pria dan wanita. Sudah ada kodratnya masing-masing. Hanya kepribadiannya saja yang memebedakan. Begitu indah hidup saat kau bisa mennyelesaikan masalah karena tak ada hidup jika tak ada masalah.  


Kau tanpa wanita bukan apa-apa. Tanpa mu juga wanita bukan apa-apa, tanpamu juga tak akan ada aku yang menulis ini

Kita Tak Adil dengan Waktu


Saat kita terburu-buru apa yang ada dipikiran kita “kok udah jam segini aja sih”. Kita seakan-akan telah menyalahkan waktu. Bahkan kita akan menyalahkan waktu jika waktu menyebabkan kita kehilangan sesuatu yang besar. Manusia akan selalu menyalahkan waktu, ya... ia tak bisa bicara dan mendengar. Saat waktu berjalan lebih cepat atau lebih lambat dari yang manusia rasa, pasti waktu yang disalahkan. Haha...konyol, padahal manusia itu sendiri yang haruslah bertanggungjawab atas tindakannya bukan waktu yang harus dipersalahkan. Contoh yang sangat simple adalah apa yang dipikirkan ketika bulan puasa, banyak manusia yang pastinya sangat menunggu nunggu waktu adzan maghrib tiba namun, apa yang dipikirkan ketika manusia harus menghadiri janji atau suatu acara “nanti aja, telat gak papa”. Ya beginilah kita, menyalahkan waktu namun juga tidak menghargai waktu. Ini bisa saya sebut dengan “kita tak adil dengan waktu”. Lalu, apakah saya juga sudah menghargai waktu. “belum” saya pribadi juga belum menghargai waktu. Sekedar tulisan yang mungkin bisa mengingatkan diri saya sendiri, syukur-syukur orang lain. keinginan itu ada untuk bisa adil dengan “waktu” :)
photo from : http://dudijaya.blogspot.com/2010/11/arti-am-dan-pm.html

Popular or What ?

Semua tak akan memungkiri bahwa ke “exis” an atau lebih mudah disebut kepopularitasan dalam suatu kelompok atau golongan itu ada. Populer yang saya maksud disini adalah dalam hal positif ya. Hal ini umum terjadi pada semua usia dengan usia rata-rata yakni usia mahasiswa. Istilahnya orang yang lemah akan tidak dianggap dan orang yang populer akan terus diingat dan selalu jadi pilihan pertama. Simple saja orang yang tidak mampu bergaul dengan yang lain kebanyakan tidak akan didengar pendapat atau aspirasinya. Orang yang tidak mampu bergaul ini bukan kemudian disebut sebagai orang bodoh atau yang tidak bisa mengeluarkan pendapatnya, namun dari mereka justru orang yang dapat dibilang pintar dalam hal akademis dan selalu menyampaikan pendapatnya. Orang-orang yang biasa dalam hal akademis mampu bergaul dengan yang lain dan pendapat apapun akan didengar oleh yang lain. sebenarnya apa yang salah ? ya, dalam hal ini setelah saya lihat orang-orang disekitar saya hal utama dari semua ini adalah masalah hubungan sosial.  Sebenarnya kuncinya adalah kemampuan sosial yang tinggi. Orang yang punya kemampuan akademis tinggi tanpa diimbangi dengan kemampuan sosial yang tinggi mereka tidak akan pernah bisa diterima di masyarakat. Orang yang tidak populer akan mencoba bergaul dengan yang lain dengan cara sering ikut kumpul bareng-bareng, namun apa yang terjadi ia hanya akan tidak dianggap dan dicuekin. Hal itu yang sering membuat orang tidak populer ini akan memilih berjalan sendiri tanpa kelompok yang diikutinya. Hal yang dapat terjadi akibat dari semua ini adalah adanya kaum minoritas dan mayoritas. Kaum minoritas akan dianggap ansos (anti sosial) karena dianggap tidak mau bergabung dengan yang lain, namun sebenarnya mereka (kaum minoritas) memilih jalanya sendiri karena mereka tidak mempunyai kecocokan sifat dan karakter dengan orang-orang tersebut (kaum mayoritas)
            Dari ulasan saya tadi, yang ingin saya garis bawahi adalah walaupun semua orang mempunya sifat dan karakter yang berbeda-beda, belajar untuk berhubungan sosial itu tidak ada salahnya. Semuanya itu belajar karena hidup itu pun merupakan proses belajar.

            Tulisan saya diatas merupakan pendapat atau hasil dari pengamatan saya sehari-hari, apabila ada yang tidak setuju atau apapun itu namanya, namanya juga sedang belajar. Mohon maaf sebesar-besarnya. Lalu, saya masuk dalam golongan apa? Mayoritas atau minoritas? Saya akan jawab : “ya, saya sedang belajar untuk itu semua”:)

#loh

X : eeeeeeeee, udah gedhe ya sekarang. udah kuliah ya di Jogja. Ambil kuliah apa?
Y : pertanian buk
X : apa?
Y : pertanian buk
X : Lho,disana kan banyak jurusan. Kenapa milih pertanian mbak?
Y : Lho,yang bisa dimakan kan banyak. Kenapa milih nasi, buk ? hahaaa

#loh

Think...Think...Think

Pernah terlintas gak sih. Apa jadinya suatu saat nanti manusia akan saling membunuh untuk bertahan hidup..yang kuat akan membunuh yang lemah

Pernah terfikir gak sih. Dunia ini kayak di Transformer. Semua barang elektronik hidup dan... “bzzz..bzzz...bzzzzz” laptop ini langsung berubah jadi monster dan ini adalah tulisan terakhirku. Hoho

Waktu kecil pernah bepikir suara gemuruh saat hujan deras tiba (dalam bahasa jawa ‘gluduk’) adalah suara batu yang runtuh dari gunung. Dan sekarang membayangkan pun tak sanggup jika itu benar terjadi pada saat hujan.

Waktu abg mendengar kata “cinta” yang terpikir adalah adegan-adegan love story yang berbunga-bunga dan mengharu biru kayak di tipi-tipi. Namun, sampai saat ini pun, masih berfikir dan mengartikan kata itu dalam arti yang sebenarnya.

Pernah berfikir gak jika Indonesia adalah negara yang tertutup nggak mau menerima perubahan dan melarang warganya menggunakan internet. Waaaaaaaaaaa #plaaaaaaaaaaaak

Mencoba Terbang Kembali

Saat kau belajar untuk terbang,
Jangan pernah takut jika kau terjatuh nanti
Karena saat kau jatuh itulah, sayapmu akan semakin kuat
Saat kau jatuh itulah kau akan memilih,
Mencoba terbang kembali, atau hanya terdiam melihat kejatuhanmu
Karena saat kau terbang nanti akan banyak debu-debu yang menutup pandangan mu
Hingga mungkin kau akan terjatuh dan terjatuh lagi
Karena saat kau terbang nanti tak selalu angin akan menuntunmu
Angin akan membawa mu pergi sesukanya
Sayap mu harus kuat untuk itulah gunanya kamu terjatuh
Jangan sesali jika kau terjatuh walau itu terkadang menyakitkan